Kami bertiga berada dalam gerbong yang sama. karena kursi hanya berdua-dua,ternyata saya beruntung mendapatkan kursi yang terpisah. mendapatkan kursi dengan orang lain ini sqngat menyenangkan. terutama ketika kita bersama orang yang mudah dan senang untuk bercerita. berangkat dari surabaya sebenarnya saya satu kursi dengan orang tionghoa. namun karena ada mereka berdua yang mungkin satu keluarga ingin bertukar tempat duduk. akhirnya saya seduduk dengan calon mahasiswa yang akan berangkat ke Mesir. dia berangkat ke mesir untuk kuliah di kairo, universitas Al Azhar. seorang yang saya ketahui lulusan dari pondok pesantren gontor cabang ngawi ini berniat berkuliah dengan biaya sendiri ke luar negeri. tidak dibiayai pemerintah maupun tidak dibiayai negara. tapi.mungkin mendapat bea siswa lain sepertinya.

kita sedang menuju ke barat. Namun teman ngobrol saya ini akan turun di bojonegoro untuk mengikuti pelatihan sebelum berangkat ke sana. akunya, sebelum bisa berangkat untuk kuliah di kairo, setamat pendidikan pondok, setiap alumni harus mampu mengajar di ponpes-ponpes cabang gontor di seluruh penjuru indonesia. minimal satu tahun.,tahun berikutnya baru diperbolehkan untuk melanjutkan pendidikan. orang yang asli Surabaya ini, sudah menjalani sekolah setingkat smp dan sma di pondok modern ini. untuk sma dapat ditempuh selama 4 tahun. perbedaannya disana sangat disiplin. apa apa diatur mulai dari makan. beribadah dan sekolah. waktu mondok memang tidak diperbolehkan untuk keluar, tetapi di dalam pondok disediakan mulai dari mini market sampai kebutuhan kecil-kecil yang biasa dibeli.

saat saya tanya apa apa alasan kelahiran 1992 ini yang membuatnya memilih untuk mencari ilmu di ponpes modern terkenal ini? dia menjawab bahwa orang tuanya yang mengarahkannya. orang tuany bukan seorang ustad, juga bukan seorang ulama. Namun mempunyai profesi sebagai programmer di surabaya.

banyak dari pelbagai kalangan ingin menjadi santri ponpes gontor ini. mulai dari lulusan sd, smp, sma, hingga sarjanah. untuk yang dari sarjanah kebanyakan ingin belajar alqur'an. syarat masuknya sebenarnya gampang-gampang susah. gampangnya adalah materi eksakta bukan ditonjolkan yang paling utama. tetapi sebelumnya calon santri di tes ngajinya, baca al-qurannya. kalo gak bisa baca ya gak diterima, katanya tersenyum.  lulusan sarjanah pun jika mau menjadi santri, 4 tahun waktunya harus didedikasin untuk belajar disana. selain harus tes tulis ada juga tes psikologi, pertanyaan salah satunya adalah keinginan sendiri apa keinginan orang tua?. karena orang tuanya dia menjawab karena keinginan orang tua. hemmmm. ternyata ponpesnya itu ada dimana mana. pusatnya di gontor, ponorogo, untuk laki-laki, sedangkan untuk perempuan letaknya di ngawi. jadi antar cabang itu dipisahkan laki- laki dan perempuannya.

oia, untuk belajar ke mesir syaratnya harus bisa berbahasa arab dengan fasih lho. dan juga mampu menghafal alquran minimal 2 juz katanya. bahasa arab, memang ia disana setiap hari harus berkomunikasi dengan teman menggunakan bahasa arab dan inggris. lha wong kalau memakai bahasa diluar itu siap siap saja dicatat bagian keamanan / jasus (mata-mata). lalu disiapkan hukuman. (hukuman bermacam macam, dari mulai dijemur , atau dipukul kakinya dengan sajadah yang digulung ). disiplin yang bagus. dari pada sekarang anak dimanja disekolah dijewer guru, lantas orang tua tidak terima atas perlakuan guru, berita ditivi langsung bermunculan, sadarlah hai wartawan, gunakan jurnalisme damai. seusai dididik langsung disuruh mengabdi.

saat tulisan ini diketik saya masih berada di kereta harina. saya sekarang tidak tahu posisi saya dimana, karena sinyal operator naik turun. sekarang pukul 22:28:56. yang pasti saat saya membeli oleh-oleh untuk orang kantor saat di setasiun semarang tadi kursi masih kosong. tiba-tiba seorang nenek dan keluarganya menemaniku menuju setasiun karawang. dan saat itu pula aku merasa sangat menantuk sekali. bergandeng