Sunday 11 January 2015

Tak Ingin Ku Tulis



by Novan D. Cahyono 0 comments


Assalamualaikum Saudaraku. Alhamdulillah Ini hari Libur, Minggu tepatnya. cuaca di luar cukup cerah. angin kadang kadang mendorong pintu kamar sehingga terhentak keras. sebenarnya juga aku ndak mau nulis apa-apa, karena ini hanya waktu luang saja. Namun aku pikir daripada waktu ini memotongku, aku potong saja waktu ini. Alangkah tidak bermaknanya juga jika tidak memberi makna pada setiap potongannya. Bemakna dalam artian memberi nilai tambah seperti orang lain berpikir bahwa bermanfaat itu bisa dengan berorganisasi, bersosialisasi, itu sangat penting. Ada juga yang berolahraga yang membuat badan menjadi sehat, ini juga sangat bermanfaat. Lalu sebagian yang ikut belajar melancarkan bacaan Al-Qur’an pada seorang Guru, ini juga dianjurkan. Tapi kali ini menulis menjadi pilihanku di hari minggu siang ini selain mungkin dengan tulisanku ini membuat si penulis intospeksi diri juga akan berfaedah bagi pembaca apabila tulisan ini tidak memberi kerugian, mungkin isi tulisannya akan ngalor ngidul.

memang ada beberapa perhatian yang ingin aku coba menulisnya dalam blog sederhana ini. sebagain koreksi tulisanku dulu sewaktu masih mendapat pendidikan menengah dan lanjutannya. Mungkin juga beberapa perkembangan dari pembaharuan berita yang sedang hangat-hangatnya membuat telinga menjadi gatal atau panas.



Ternyata setelah membaca tulisan sendiri beberapa tahun lalu sepertinya lucu juga. karena kata-kata merupakan buah pikiran juga, kadang tidak ada isinya, kadang juga terlalu tendensius. kadang juga kata-katanya seperti orang yang tidak mau mengalah. Bahkan terbesit keinginan untuk menghapus tulisan tersebut, saya pikir itu adalah sejarah saya sendiri, jadi memang tidak ada salahnya dan tidak ada rasa menyesal. Keuntungannya memang ada tapi itulah pelajaran menulis. Yang merasakan hanyalah penulisnya. belajar itu adalah rangkaian proses pendidikan yang terus menerus dan tidak ada ujungnya, tidak ada titik berhentinya. itu definisi belajar menurut sudut pandang pribadi. Jadi belajar menulis tidak akan ditinggalkan orang seperti saya. Itulah beberapa buah pikiran yang terus menerus coba untuk saya bangun.

Berkaca kepada mengapa orang menulis, pasti orang itu sebelumnya membaca. di dunia media seperti ini, akan sangat berbahaya jika kita membaca tanpa menyaring, tanpa pegangan dan tanpa keyakinan. Ini memang berhubungan dengan Agama yang kita anut, sehingga memunculkan presepsi yang berbeda. Ujungnya tidak ada titik temu yang menyatukan. Padahal sebenarnya bisa bersama bersatu seandainya orang mendapatkan sumber yang benar, lalu ia membaca sumber itu. Inilah yang menjadi kekhawatiran saya mengapa kita harus menyaring agar kita sebagai pembaca tidak menjadi orang bodoh yang hanya ikut ikutan mempresepsikan suatu tulisan berdasarkan tulisan yang lain. Karena bisa saja tulisan dikutip dari sumber yang salah atau juga bisa saja penulisnya mengutip salah untuk suatu sumber untuk ditulisnya.

Sebenarnya dasar saya adalah tentang eksak, karena dulu aku sempat masuk Sekolah berbasis Informasi teknologi. Tetapi setelah dibawa masuk oleh aliran terkejut, yang bernama keuangan negara dan berdasar Ekonomi dan sosial ini ternyata ada yang menarik di dalamnya. Salah satu yang menarik adalah bahwa yang kami dipaksa mempelajari sebagian besar materi berbau kapitalisme, isinya lebih banyak menginformasikan tentang liberalisme yang sekarang menjadi Kontemporer  Liberalisme / Neolib. Evidencennya adalah bahwa buku teks yang dipelajari adalah berkiblat dari Amerika. Saya pikir dengan itu semua juga menjadi teksbook wajib di Seantero Universitas Negeri di Indonesia. Apalagi jika menterinya lulusan Universitas Amerika. Liberalismelah yang “kebanyakan” dipakai untuk memutuskan perkara Ekonomi. Hehehe, saya tidak bermaksud mengkampanyekan Hizbut Tahrir karena mereka getol mengkampanyekan Sistem Syariah di Indonesia. Meskipun dulu Ketua Hizbut Tahrir Indonesia adalah saya menyebutnya paman karena rumahnya berada di depan rumah Bapak saya, saya tidak seratus persen menyetujuinya karena Ini bukan Negara Islam. Tetapi setelah ditimbang dari pemikiran Ibnu Khaldun tentang Perekonomian yang dihubungkan dengan kompromi (politik) sebagai berikut :
1. kekuatan penguasa tidak dapat diwujudkan kecuali dengan adanya implementasi syariah
2. Syariah tidak dapat dilaksanakan kecuali oleh para penguasa
3. Penguasa tidak dapat memperoleh kekuatan kecuali yang datang dari masyarakat.
4. Pemerintah yang kokoh tidak terwujud tanpa ekonomi yang tangguh
5. Masyarakat tidak dapat ditopang kecuali oleh kekayaan / ekonomi yang tangguh
6. Kekayaan tidak dapat diperoleh kecuali dari pembangunan
7. Pembangunan tidak dapat dicapai kecuali melalui keadilan
8. Penguasa dibebankan dengan adanya tanggung jawab untuk mewujudkan keadilan
9. Keadilan merupakan standar yang akan dievaluasi oleh Allah pada umat-Nya.

Jadi seandainya mulai ada krisis kepercayaan terhadap ulama, mungkin saat ini sedang mewabah.

sebetulnya saya tidak mau menyinggung tanpa dasar. Jika ini kebebasan berpikir maka akan saya sebutkan bahwa keputusan atas dasar kompromi itu sangat lama jika pemimpinnya bukan orang bebas. Jadi kalau orang pandai dengan banyak kepentingan dan pandangan hidup berbeda berkumpul bersama untuk menghasilkan keputusan dengan ada pemimpin yang tersandera/mutanajis maka hasil komprominya akan sangat lama sekali. Atau jika ada kesimpulan maka bukan mufakat sebenarnya yang diterima, melainkan sebagian merasa tidak dihargai sehingga tidak tuntas. Dan inilah sekarang yang terjadi dalam pemerintahan. Meskipun perbedaan pendapat adalah rahmat Tuhan. Namun, kalau perbendaan karena kepentingan pribadi dan segolongan itu nggak benar, karena tidak akan terjadi kedamaian dan keadilan jika malah mutanajis yang mau bersih-bersih.

Bersambung … nanti lanjutin lagi

(lanjutan) Selasa Malam, 13 Januari 2015

Oh iya, saya suka mendengar berita di Stasiun Radio Republik Indonesia, RRI. Stasiun televisi yang menurut saya netral, disajikan tanpa ada sensor bagi yang tidak suka. baik yang pro maupun yang kontra oleh RRI mereka diterima semua. Pendapat kritik bahkan hujatan melaui saluran telepon diterima dengan ramah. Tahun 2015 adalah mengawali tahun pemerintahan yang baru sekaligus mengakhiri tahun politik. di tahun inilah saya merasa yakin bahwa saluran elektronik udara Swasta itu memang benar-benar mencari keuntungan dalam berita. Berita apa saja, tentunya berita yang mengandung esensi yang lebih disukai oleh pemilik televisi. Pemilik televisi maupun proxynya (perantaranya) sama-sama mengatur arah dan tujuan pemberitaan. Itu menjadikan fakta penyebab beberapa Acara Berita televisi saya ganti menjadi siaran Radio Negeri yang Netral. tentu ini bukan kemunduran. ini saya menyebutnya sebagai filter atas pemberitaan yang tidak berimbang dan sangat merugikan. memang ada masa-masanya untuk kembali menggunakan media lama karena memang sepertinya kita sedang menuju masa kembali. Sudjiwotedjo menyebutnya "Kehidupan adalah mudik". memang masuk akal jika kita menerawangnya dengan hati-hati. contoh yang relevan seperti, peperangan umat manusia pada akhirnya akan kembali menggunakan pedang dan batu, atau sifat manusia saat tua nanti akan kembali menjadi kekanak-kanakan, dan contoh lainnya adalah kita ini hidup di dunia pasti akan kembali kepada Sang Ilahi, Sang Pencipta.

Kembali kepada radio RRI, pemberitaan sering dihiasi oleh pendapat yang memang itu menyuarakan gambaran-gambaran sebenarnya atas peristiwa yang dialami sebagai imbas dari kebijakan pemerintah. baik kebijakan yang pro rakyat maupun kebijakan yang sangat menyengsarakan rakyat. kebijakan itu memang selalu melanggar aturan karena pasti seorang pengambil kebijakan itu mengambil jalan yang belum ada aturannya, seandainya positif maka menjadi bijaksana seandainya negatif membawa ke arah keburukan.


Share this post:
|
Comments 0 comments
Bagaimana menurut kamu ? Subscribe to my feed


Post a Comment

Saya Novan Dwi Cahyono , tidak akan sanggup untuk membuat negara menjadi bangkrut karena secara substansial aku tidak membayar dimuka untuk pengabdianku.


------------- Penyejuk Hati -----------
Pelayanan yang kita berikan kepada sesama itu sesungguhnya, sewa yang kita bayar untuk tempat di bumi ini. Jelaslah manusia itu menempuh perjalanan bahwa maksud dunia ini bukanlah untuk memiliki dan mendapatkan, melainkan untuk memberi dan melayani.

Program Baru

New Cool Tools !
Novs Creator (600Kb) , tools portable (tanpa install) multifungsi yang membuat computer system Windows bebas worm tanpa antivirus dan sejenisnya hanya dengan beberapa sentuhan. Membuat pengguna semakin pintar dengan Win@os, include : shell portable(command prompt), Autoruns, Rootkit Unhooker, Bobo Regedit. download , passwordnya : "infonovan" tanpa kutip, coba kehandalannya!

Subscribe feeds rss Berlangganan Artikel

Ketikkan E-mail Anda di sini untuk berlangganan artikel

Kategori Teknologi 2009 - 2010

Kategory

Subscribe Posting terakhir

Langganan komentar Komentar terbaru

Join in this Site


Berbincang