Januari 13, 2013, (19.19)
Ceritanya saya mempunyai teman bernama xx lalu dia bercerita :
Saya Orang kampung yang dulu pernah tinggal dan mengontrak di pemukiman gedek saat usiaku masih 5 tahun. Aku yang biasa-biasa saja, yang berusaha mempertahankan adat istiadat dari tempat kelahiranku. membawa nasihat-nasihat dari orang yang pernah kutemui.
Ceritanya saya mempunyai teman bernama xx lalu dia bercerita :
Saya Orang kampung yang dulu pernah tinggal dan mengontrak di pemukiman gedek saat usiaku masih 5 tahun. Aku yang biasa-biasa saja, yang berusaha mempertahankan adat istiadat dari tempat kelahiranku. membawa nasihat-nasihat dari orang yang pernah kutemui.
Mempunyai sesuatu ibarat menjaga kesetiaan, kalau Bapakku, selalu mempunyai barang baru dari awal ia rawat sampai sekarang keadaannya masih bagus. masih layak dilihat dan dipakai. berpengaruh pada harga jual juga. tapi sayang Bapakku tidak suka menjual barang yang sudah ia beli. ia sebut sebagai kenangan. begitu pula kau, aku selalu berusaha seperti bapakku. Jika mengenal aku, pasti ada barang2 yang tidak modern yang masih aku pakai.
hidup di tanah orang
ini rupanya begitu sulit ..... tapi kesulitan ini dapat lenyap jika
sekeliling adalah orang-orang yang dekat dengan masjid. Kenapa saya
bilang dekat masjid ? Karena masjid selalu membawa kesejukan. Kesejukan
batin. Sampai itulah saat ini yang telah saya rasakan. Pernah suatu hari
saya bertemu dengan habib husein, tetangga saya di kampung. Beliau
menasehati saya agar selalu datang ke masjid. Sehingga itulah alasan
saya mengapa rumah / kost kostan saya wajib dekat dengan masjid.
***
mempunyai teman teman dari berbagai kalangan, seperti dari berbagai suku, dari pelbagai latar pendidikan dan budaya yang berbeda itu menarik sekali. sepanjang saya berada di jawa barat. yang kenapa entah saat pulang kampung, saya selalu ditanya mau pulang ke jawa ?. mungkin di tataran pasundan, atau jakarta memang bukanlah jawa. tapi masih bagian dari pulau jawa. teman teman disini memang agak berbeda, lebih banyak orang perantau. tapi sejak saya maen ke jatinangor, saya jadi punya temen2 jurnalis yang saat itu hampir 1 kompi banyaknya. menginap di LAN. ah iya saat saya menginap di Gedung LAN, saya melihat foto dirjen saya dulu ternyata pernah menjabat sebagai Ketua LAN. Pak Anwar Supriadi. foto foto pemimpin itu di tempel di gedung yang notabene setiap periode selalu menyelenggarakan diklat kepemimpinan. ada yang seorang yang dulu satu paskibra denganku di pasukan 17 sekarang ia terbang ke jepang melanjutkan pendidikan pasca akmil, ada juga dokter, arsitek, ahli bangunan, ahli kapal, ahli kimia dan fisika, bahkan teman2 SD ku masih sanggup memberikan opini dan masukan yang baik. ada juga temen-temen di dunia telekomunikasi, mungkin dulu jika aku tak memilih ini. pasti aku sudah menjadi insinyur bidang telekomunikasi. tetapi ah sudah, ini jalan Tuhan, jalan terbaik. tapi anehnya aku masih akrab berhubungan dengan teman-temanku ini. Aku sangat bersyukur mempunyai teman-teman dari beberapa disiplin ilmu yang berbeda. bahkan aku pernah dianggap mempunyai teman preman oleh kawan-kawanku sendiri karena akrab berteman dengan anak dari Daerah Sorong, Papua. memang kulit dan rambutnya berbeda, tapi dia sempet memberikan tawaran menginap dan tamasya dipandu, kalau-kalau maen-maen ke Papua, hehehe namanya Obet. tapi ternyata pandangan kita tentang fisik orang itu memang terlalu sempit ya, mengabaikan serangkaian penting kehidupan yang sangat besar pengaruhnya dalam menentukan keberhasilan kita dalam kehidupan. hehehe sok filosofis guwe.
nah yang paling menjengkelkan ialah saat kita bertemu orang yang mempunyai sifat kedaerahan. apa-apa daerahnya apa-apa daerahnya begitu ditonjolkan, saat ada kawan atau siapa kek dia selalu ah.. sudah lah.
***
mempunyai teman teman dari berbagai kalangan, seperti dari berbagai suku, dari pelbagai latar pendidikan dan budaya yang berbeda itu menarik sekali. sepanjang saya berada di jawa barat. yang kenapa entah saat pulang kampung, saya selalu ditanya mau pulang ke jawa ?. mungkin di tataran pasundan, atau jakarta memang bukanlah jawa. tapi masih bagian dari pulau jawa. teman teman disini memang agak berbeda, lebih banyak orang perantau. tapi sejak saya maen ke jatinangor, saya jadi punya temen2 jurnalis yang saat itu hampir 1 kompi banyaknya. menginap di LAN. ah iya saat saya menginap di Gedung LAN, saya melihat foto dirjen saya dulu ternyata pernah menjabat sebagai Ketua LAN. Pak Anwar Supriadi. foto foto pemimpin itu di tempel di gedung yang notabene setiap periode selalu menyelenggarakan diklat kepemimpinan. ada yang seorang yang dulu satu paskibra denganku di pasukan 17 sekarang ia terbang ke jepang melanjutkan pendidikan pasca akmil, ada juga dokter, arsitek, ahli bangunan, ahli kapal, ahli kimia dan fisika, bahkan teman2 SD ku masih sanggup memberikan opini dan masukan yang baik. ada juga temen-temen di dunia telekomunikasi, mungkin dulu jika aku tak memilih ini. pasti aku sudah menjadi insinyur bidang telekomunikasi. tetapi ah sudah, ini jalan Tuhan, jalan terbaik. tapi anehnya aku masih akrab berhubungan dengan teman-temanku ini. Aku sangat bersyukur mempunyai teman-teman dari beberapa disiplin ilmu yang berbeda. bahkan aku pernah dianggap mempunyai teman preman oleh kawan-kawanku sendiri karena akrab berteman dengan anak dari Daerah Sorong, Papua. memang kulit dan rambutnya berbeda, tapi dia sempet memberikan tawaran menginap dan tamasya dipandu, kalau-kalau maen-maen ke Papua, hehehe namanya Obet. tapi ternyata pandangan kita tentang fisik orang itu memang terlalu sempit ya, mengabaikan serangkaian penting kehidupan yang sangat besar pengaruhnya dalam menentukan keberhasilan kita dalam kehidupan. hehehe sok filosofis guwe.
nah yang paling menjengkelkan ialah saat kita bertemu orang yang mempunyai sifat kedaerahan. apa-apa daerahnya apa-apa daerahnya begitu ditonjolkan, saat ada kawan atau siapa kek dia selalu ah.. sudah lah.
Post a Comment