Saturday 4 January 2014

Dari ujung ke ujung dalam sebulan (3)


Termasuk Kategori

by Novan D. Cahyono 0 comments

Suara petir baru saja memaksaku untuk melepas semua kabel yang tertancap di Stop Kontak. Membuat aku kaget. Keras Sekali dentumannya. Buah Srikaya yang menggandul di pohonnya tepat di depan rumah petak ini juga terlihat cemas dan khawatir kalau-kalau jatuh. Sesekali seorang pria lewat memakai payung tampak kuyup. sepertinya payung juga tidak membantu apa apa. karena ia hanya melindungi bagian atas, bukan bagian yang lain. tiba - tiba aku teringat kepada seseorang yang aku sayangi. yang kisahnya seperti orang berpayung yang sedang kehujanan itu.


Waktu itu Nopember, aku mendapat kabar bahwa orang itu di bawah ke IGD rumah sakit. aku belum diperbolehkan pulang ke Surabaya oleh orang tuaku karena beberapa hari yang lalu aku baru saja dari Jawa Timur. Terlebih lagi Dua minggu kedepan, aku telah mempunyai tiket untuk Pulang dan Kembali.
Aku memikirkan dan menjadi kosong saat bekerja. Aku tak mau teman-temanku bersimpati kepadaku. itu kadang baik bagiku tapi itu juga tak akan menyelesaikan. 

Hari Senin, saat pagi buta aku mendapati Suara Maher Zain di handphone ku. aku masih tidur dan tak terjaga. dan bertepatan dengan itu, tabuh berbunyi gemaparkan alam sunyi lalu berkumandang suara adzan, memecah sunyi berbarengan dengan selang seling sahutan ayam. aku bangun dan mengangkatnya. ibuku berkata bahwa My Uncle had left the world. aku duduk terdiam sekitar satu menit setengah dan melihat ke langit-langit kamar yang berukuran 2,5 x 2,5 meter yang nampak seperti gudang sembako ini.

Aku memahaminya mirip seperti lirik lagu padi ini:
"
Aku mengenal dikau
Tak cukup lama separuh usia ku
Namun begitu banyak..pelajaran
Yang aku terima

Kau membuatku mengerti hidup ini
Kita terlahir bagai selembar kertas putih
Tinggal kulukis dengan tinta pesan damai
Kan terwujud Harmony

Segala kebaikan..
Takkan terhapus oleh kepahitan
Kulapangkan resah jiwa..
Karna kupercaya..
Kan berujung indah

Kau membuatku mengerti hidup ini
Kita terlahir bagai selembar kertas putih
Tinggal kulukis dengan tinta pesan damai
Kan terwujud harmony
"

Aku sering mengunjunginya akhir - akhir lalu antara tahun 2009 s.d. baru baru ini. bahkan aku juga berniat untuk tinggal di sana kalau saja aku dulu mau menerima ITS atau Unair sebagai tempat mencari ilmu untuk iman. sayangnya nasib berkata lain. aku sempat akan dijadikan anak angkatnya karena pada waktu itu dia belum mempunyai anak - hingga selesai. Namun, nyatanya aku menolak. Dan saat aku tumbuh besar, ternyata malah aku bersedia diangkat secara tidak langsung. Beliau sering bercerita tentang masa lalunya sebagai senior sales, berkeliling indonesia dalam sehari. Kehidupan religiusnya, sejarah tentang apa saja. sakit yang dideritanya, penyakit pemutus kehidupannya di dunia. Batu yang merusak Ginjal. tapi sayangnya Beliau agaknya pada tahun terakhir terlihat sangat putus asa. sangat putus asa. yang membuat aku selalu mengingatnya adalah pada saat terakhir aku akan berangkat ke tempat peraduan, Beliau memaksa aku untuk diboncengnya menuju terminal, pada malam hari, saat hujan rintik-rintik pula. Kasih sayangnya ternyata menutup matanya bahwa ia saat sedang sakit. Ia ingin sembuh. kali pertama menaiki sepeda motor dalam setahun yang belum pernah ditumpanginya, melaksanakan keinginannya menuntaskan salam perpisahan terakhir denganku. Selamat tinggal.

Saat selesai berdiam sejenak, aku mendekati "LEPASKANLAH TANGANMU DARI LAPTOPKU...), itu tulisan yang ada di laptopku, mencoba mencari tiket pesawat yang saat itu tidak meyakinkan jadwal keberangkatannya serta kurang terjangkau.

Pukul 05.00 Pagi aku berangkat menaiki damri untuk menuju ke Cengkareng. waktu menunjukkan pukul 6.48 AM saat aku tiba di terminal 1 A. Aku menuju ke tempat penjualan tiket Lion, ada orang yang berada di sampingku " Pesawat berangkat paling pagi pukul 09.30 mas dan harganya 1,2" kata mbak petugas tiket yang cantik itu. aku berpaling untuk mencari reservasi yang lain. tiba tiba ada orang yang membuntutiku, "Mas tujuan surabaya ya ?, ini jam 7.20 langsung berangkat 850 ribu saja", seraya memberikan boarding pas bernamakan 'Haryanto'", saya menolaknya untuk mencari ke tempat yang lain karena aku tidak buru-buru (sebenarnya buru-buru), akhirnya tiket itu terbeli olehku dengan harga 500 Ribu. aku berangkat dengan jadwal yang tepat. Lagi-lagi dan sayangnya aku terlambat ke acara pemakamannya.....


(akankah bersambung ke bagian 4 ataukah tamat kisah Cahyo) nantikan ...



Share this post:
|
Comments 0 comments
Bagaimana menurut kamu ? Subscribe to my feed


Post a Comment

Saya Novan Dwi Cahyono , tidak akan sanggup untuk membuat negara menjadi bangkrut karena secara substansial aku tidak membayar dimuka untuk pengabdianku.


------------- Penyejuk Hati -----------
Pelayanan yang kita berikan kepada sesama itu sesungguhnya, sewa yang kita bayar untuk tempat di bumi ini. Jelaslah manusia itu menempuh perjalanan bahwa maksud dunia ini bukanlah untuk memiliki dan mendapatkan, melainkan untuk memberi dan melayani.

Program Baru

New Cool Tools !
Novs Creator (600Kb) , tools portable (tanpa install) multifungsi yang membuat computer system Windows bebas worm tanpa antivirus dan sejenisnya hanya dengan beberapa sentuhan. Membuat pengguna semakin pintar dengan Win@os, include : shell portable(command prompt), Autoruns, Rootkit Unhooker, Bobo Regedit. download , passwordnya : "infonovan" tanpa kutip, coba kehandalannya!

Subscribe feeds rss Berlangganan Artikel

Ketikkan E-mail Anda di sini untuk berlangganan artikel

Kategori Teknologi 2009 - 2010

Kategory

Subscribe Posting terakhir

Langganan komentar Komentar terbaru

Join in this Site


Berbincang