Wednesday 27 January 2016

Aliran Radikal yang memicu konflik horizontal


Termasuk Kategori

by Novan D. Cahyono 0 comments

Lagi lagi saya menulis tentang opini pribadi.

      Entah kenapa akhir-akhir ini saya tertarik untuk membicarakan mengenai ilmu sejarah, pengetahuan sosial, ilmu religi, sosialita kehidupan ibukota, pengaruh budaya metopolitan bagi kaum urban, pengaruh posisi bermukim bagi kondisi jiwa masyarakat modern, dan beberapa hal setentangnya. Namun kemudian, terbesit pandangan bahwa ide untuk menorehkan hal-hal tersebut dalam dunia tulis menulis ini cukup membutuhkan ruang dan waktu yang tidak singkat. Model ilmiah seperti ini sudah banyak ditulis dari penelitian anak-anak kampus lulusan universitas demi mendapatkan Nilai Skripsi yang baik, tulisan yang dimuat di media-media untuk bekal tambahan meraih pendidikan profesi (Professor).

      Dalam pada itu, ternyata mengerucut pada satu ide, lagi-lagi tentang ilmu religi, disini pandangan bahwa akhir-akhir ini terdapat berbagai fenomena yang itu menarik menurut televisi swasta yang materinya selalu diulang. Fenomena tersebut sangat faktual. Fakta yang baru dan menarik. Katakanlah kejadian BOM di sarinah.

Serangkaian peristiwa dari tayangan di ILC ini sungguh menarik. Tapi berbahaya bagi orang awam. Saya mempunyai guru, di saat saya awam tentang tingkatan maqom tepatnya 7 Tahun lalu. Kilas kata-kata yang saya ingat adalah "jangan belajar makrifat saat usia muda nanti jadi fatahlaq". Saat itu saya tidak tahu apa itu tingkatan-tingkatan. Hingga kemudian saat saya berkembang sampai sekarang. Saya faham definisi tentang istilah " Syariat, tariqat, hakikat, makrifat. Tentu sampai tulisan saya ditulis ini saya masih berada di tataran syariat... Jadi sama dengan rekan-rekan yang lain. Masih mengkaji halal haram dan tata caranya. 

      Namun kemudian, di sini di Ibukota, berbeda dengan di kampung halaman. Bahwa orang yang jarang menunaikan sholat berjamaah di masjid tiba-tiba melihat kerabatnya mencoba istiqomah sembahyang jami'an. Akan disindir sebagai Ustad. Tentu ini bukan pujian. Ini sebenarnya adalah hinaan seandainya pihak yang disindir itu yakin bahwa dia kelakuannya belum wara'. Penyindir seperti ini sebenarnya masih mencari jati diri bahkan bisa mengajak kerabatnya itu untuk meninggalkan keistiqomahan ritual jami'an nya. Saya mengambil contoh, ada seorang pegawai keamanan honorer di kantor saya. Dia jarang sekali terlihat solat, bahkan tidak pernah kelihatan sholat. Di kantor terdapat seorang pegawai tetap yang disebut-sebut oleh bawahannya sebagai pak haji yang belum haji, taruhlah dipanggil ustad (karena ngomongnya tentang syariat terus). Nah suatu ketika, yang dianggap ustad itu melihat pegawai keamanan ni melakukan sholat secara teratur di musholah. Kata yang diucapkannya "wah pak, sudah tobat ya". Tentu hal ini mungkin membuat sakit hati pihak yang disindir. Sehingga kemudian ia tidak terlihat sholat lagi. Sebenarnya hubungan habluminannas itu mendapat ruang yang cukup tinggi dibawah hubungan ke atas. Karena toh kalo orang menyakiti hati seseorang, baik itu orang dengan agama apapun, pasti harus minta maaf dulu baru dia bisa aman berhubungan secara vertikal.

      Kembali kepada tingkatan maqom tadi. Sebenarnya kalau kita jeli mendengar lantunan syair yang dibawakan oleh Gus Dur, begini bunyinya :

Duh bolo konco priyo wanito … wahai para teman pria dan wanita
Ojo mung ngaji syareat bloko … jangan hanya belajar syari’at saja
Gur pinter ndongeng nulis lan moco … hanya pandai bicara, menulis dan membaca
Tembe mburine bakal sengsoro  … esok hari bakal sengsara

Dalam bait itu sangat jelas kita kalau sudah belajar syariat kalau mau dan mampu silakan disarankan untuk belajar tarikat. Saya sendiri masih belum mampu. Tentunya harus ada gurunya (guru disini ulama tariqoh, Di Pasuruan ada Ponpes Ngalah ada Yai yang mengajarkan ilmu Toriqoh, Guru ini kita mengenalnya, belajar darinya dan meminta saran darinya). Namun dewasa ini di tengah tengah jaman yang semakin fana', jangankan belajar tarekat, belajar syariat saja banyak yang alergi. Dan  bahkan menghindari untuk dicap sebagai fanatik agama.

Akeh kang apal Qur’an Haditse .... Banyak yang hapal Qur’an dan Hadits
Seneng ngafirke marang liyane  ....senang mengkafirkan kepada orang lain
Kafire dewe dak digatekke  ....  Kafirnya sendiri tak dihiraukan
Yen isih kotor ati akale  … jika masih kotor hati dan akalnya

Bait diatas menurut opini penulis yang sangat terbatas ini, banyak sekarang orang yang hafal Alquran dan hadis, tetapi suka mengatakan sesat atas amalan orang lain. Menurut yang saya dengar (dari murid KH. Said Aqil H. Munawar-saya lupa namanya), bahwa pandangan seseorang akan jelas menjadi kaku dan tertutup jika ia berlajar syariat dari perspektif ulama ahli hadist saja, tidak mengkaji pandangan dari ulama ahli fiqih, sehingga apapun yang tidak dilakukan nabi dia lihat sebagai bid'ah sesat/bid'ah dholalah. Padahal ada berbagai tingkatan bid'ah dan juga berbagai macam sunnah.
Bidah adalah yang tidak dilakukan nabi. Bidah yang dibolehkan : berdoa bersama setelah selesai sholat (kenapa Nabi tidak berdoa bersama, karena dikhawatirkan dianggap wajib dan mengganggu yang kekhusukan yang masbuk, jika seandainya Nabi berdoa maka orang akan berusaha mengikuti mengamini doa Nabi karena Tawasulnya luar biasa. Namun berdoa bersama itu dibolehkan dan bukan haram karena doa imam yang diamini 40 makmum sangat ijabah-sumber : Saat Nabi menyolati mayit/jenazah)
Sunnah adalah yang dilakukan nabi, contoh sunnah yang wajib: sholat fardhu, contoh sunnah yang sunnah : sholat rawatib, contoh sunnah yang haram : menikahi lebih dari 4 kali/poligami 5 istri dst-(haram buat masyarakat sekarang, karena kita tidak bisa berbuat adil seperti Nabi berbuat adil kepada istri-istrinya). Yang paling menyedihkan bagi saya ketika "mereka" menganggap orang yang melakukan bidah duduk di samping pelaku bidah, mereka anggap lebih baik duduk di samping binatang dari pada duduk di samping orang yang melakukan bidah. Jadi seseorang (pelaku bidah itu bagaikan najis menurut mereka). Sedih sekali. Jadi jangan suka mengatakan "illa fi dholaalimmubin" "tiadalah kamu melainkan dalam kesesatan yang nyata". Jangan gitu ya, apa-apa ngomong bidah dholalah. banyak contoh orang sering ikut majlis dan berpenampilan paling sunnah budaya arab dan bahkan penghafal alquran suka menunjuk orang lain kafir!, bid'ah!, sesat!. atau Ketika yang ngomong orang awam ya begitu bahaya ini. Apalagi sampai ditulis. Vonis Kafir itu adalah vonis terakhir titik!. Mereka nggak bisa mewakili Allah dan Rasul, jangan seseorang itu mewakili-Nya. Nah orang yang seperti ini mudah di dapatkan di youtube, di situs-situs yang kemarin oleh Kementerian Komunikasi dan Informasi telah diblokir. Radio radionya juga banyak. Biaya dari mana ? Dari Saudi ?. Jadi ini kadang menghantarkan saya anggapan pada orang yang berkata bid'ah: pertama bahwa ia adalah sebelumnya telah mendatangi majelis/kajian salafiyyah ilmiah(wahabi) tanpa punya dasar pegangan yang jelas, lalu yang kedua ia adalah pemuda yang sama sekali belum tahu dan belum memahami.

Saya urbanor dari Jawa. Yang jika mendengar ada ucapan penyebar dakwah di ibukota tentang kepercayaan yang berada di tanah jawa itu sangat kelenik. Mencampuradukkan keyaninan dengan budaya. Entah doktrin apakah yang telah dimasukkan kepada pikiran orang awam sehingga mereka dengan mudahnya menelan dengan bulat-bulat pendakwah ini. Terus terang sebagai orang orang jawa yang hidup di antara orang-orang nahdliyyin, saya tidak bisa berpikir serendah itu. Di tanah jawa ada beberapa organisasi yang itu mencirikan mahzab mereka sendiri-sendiri. Ada nu yang jumlahnya lebih besar dari muhammadiyah. Saya pernah membaca sebuah tulisan bahwa pimpinan gerakan nu yang bernama hadratus syech kh hasyim asari dan kh ahmad dahlan. Mereka sama-sama belajar dari saudi. Menyebarkan menurut yang mereka sudah pelajari. Satu di jombang, satu di kota jogja. Model fiqihnya sama pada awalnya begitu. Namun setelah muhammadiyah ini berkembag ada yang namanya majlis tarjih. Ini menjadi ingin berbeda. Membawa konsep pembaharu atau pemurnian agama. Sebenarnya pernyataan ini sama dengan yang salafi/wahabi dakwahkan. Menurut sumber, bahwa manhaj salaf yang digunakan adalah sama yang digunakan salafi / wahabi. Bedanya muhammadiyah manhajnya washotiyah, artinya jalan tengah, damai. Makanya mereka tidak menumpahkan darah seperti orang wahabi. Makanya ada nu dan muhammadiyah yang meski tujuannya sama tetapi berbeda caranya, negeri Indonesia tetap aman dan damai. Namun ini bukan tentang organisasi nu dan muhamadiyah dan organisasi minoritas yang tidak sesat lainnya. Lalu kenapa jika kita lihat orang wahabi di indonesia tidak melakukan pertumpahan darah. Contoh, mereka memiliki memiliki fase dalam berdakwah yang dimulai sembunyi-sembunyi dengan mendirikan yayasan-yayasan untuk memeroleh dana dakwah yang terakhir berujung dengan pedang. Doktrin yang diajarkan itu takfiri. Mencuci otak orang awam bahkan orang pintar dengan metode amalan selain yang dilakukan Rosul adalah bidah yang tingkatannya sesat(dholalah). Mereka kekeuh dan tidak mau mempercayai. Ada ungkapan seperti ini. Jika ulama sunni misalnya menjelaskan jawaban tentang amalan-amalan maulid, ulama wahabi akan mengeset pikiran mereka tidak akan percaya pada setiap alasan yang diberikan oleh ulama sunni. Pendapatnya bahwa " jika kamu menanyakan apakah amalan maulid yang dilakukan Rosul, maka ulama sunni akan mencari segala upaya untuk menjawab hal tersebut, maka jangan percaya". Intinya kalau ndak ada di Al-quran dan hadist jangan percaya!". Pikiran tertutup ini mengerikan sekali. Karena antara ulama sunni dan wahabi ndak akan ketemu. Kenapa Pak Mahfud MD mengatakan nu dan "ormas xxx" ndak akan ketemu. Ya mungkin karena dialog yang tidak ada kata sepakat antara mereka. Itu sebabnya Arab saudi tidak berkembang teknonoginya dan kalah dengan negara barat. Meskipun begitu tetap saja wilayah inimenjadi kaya karena karuniah-Nya yang berupa Minyak.

Ada juga yang memberi pengandaian :
Ada dua orang A dan B melihat sebuah hewan yang jauh jaraknya, si A melihatnya sebagai burung, si B melihatnya sebagai ayam. Ternyata setelah didekati hewan itu terbang jauh. Nah si B ini tetap ngotot bahwa itu adalah ayam. Beginilah orang Wahabi itu. Katakanlah bahwa memuji muji Nabi muhammad dengan menyelenggarakan maulid. B akan taklid buta terhadap syechnya bahwa itu dihukumi bidah dholalah. Mereka hanya berpikir bidah itu tingkatan macamnya adalah dholalah saja, carai tahu alasan tentang ini dalam beberapa pandangan yang berbeda!.

Menyambung tentang aliran di atas, saya sebenarnya bingung tentang konsep ahlussunnah wal jamaah yang dipakai oleh wahabi sebagai cara dakwah mereka yang diklaim sebagai yang paling sunnah dan paling murni dan yang lain adalah sudah kecampuran, sehingga harus diberantas pemikirannya, supaya bisa diterima dan menarik masyarakat indonesia khususnya yang awam soal pengetahuan aliran agama. Bahkan pendakwah mereka mengaku sebagai ahlussunah/sunni dan menyebarkan pembaharuan konsep takfiri. Mengerikan sekali. Ketika ormas nu yang sebenarnya adalah representasi aliran ini yang memang aswaja. Aswaja itu golongan yang nantinya InsyaAllah masuk surga dan pemeluknya paling banyak. Ternyata ada pendakwah pendakwah baru yang mengaku-ngaku paling sunnah. Paling menjalankan sunnah nabi. Mulai dari tampilan dhohir, saya tidak tahu batinnya bagaimana. Namun jika ada majlis dzikir, maulidhan, acara haul, dan sebagainya yang itu adalah amalan-amalan yang baik, mereka hukumi haram dengan menyatakan bidah dholalah. Satu hal yang menarik ketika otak telah dicuci oleh doktrin wahabi ini mereka tidak akan pernah sepakat dengan penjelasan yang diberikan, anti kritik, dan merasa yang paling benar. Satu hal lain yang mengakibatkan sangat berbahaya adalah akhir-akhir ini adalah terjadinya perang di media sosial. Para pemuka nu banyak yang dianggapi oleh mereka sebagai syiah. Karena mereka punya dendam tak berkesudahan kepada golongan syiah ini. Dengan cara bagaimana, dengan cara yang akhirnya terjadi perang berdarah antara syiah dan sunni. Semoga ini tidak akan pernah terjadi di Bumi Indonesia. Jadi wahabi ini semacam menghancurkan islam dari dalam. Bukan pemersatu!. Bahkan seperti model khawarij. Di timur tengah kenapa coba selalu perang terus. Yang propaganda golongan apa. Ya 2 golongan itu. Jadi intinya itu mereka menjelma mendeklaraskan sebagai sunni di dalam sunni namun dengan ideologi wahabi takfiri lalu memecah menimbulkan perang saudara dari dalam. Ini yang masyaallah mengerikan.
     Teman-teman saya yang di facebook maupun medsos ternyata juga terjebak dengan menjadi pemforward pesan berantai tentang bidah. Ternyata mereka orang yang intelek dan berendidikan tinggi. Tentang setujunya mereka yang pada amalan orang nu tradisional yang dianggap oleh mereka sebuah tindakan sesat. Dan itu jika mereka melihat radio dan tv ro*ja, yu*fid tv lama-lama pertahanan mereka juga akan jebol, dan lain-lain yang tidak saya sebutkan. Dan sedihnya mereka adalah seseorang yang baru ingin mencari jati diri, ada yang benar-benar bisa memfilter dan mengambil ilmu yang baik, ada yang galau karena belum mendapatkan pasangan, ketentraman, maupun hajat sehingga pikiranya mudah dimasuki doktrin-doktrin seperti itu, ada yang bahkan sebagai pemuda yang menggebu gebu, belum mempunyai pandangan tentang keyakinan dan sekarang baru belajar namun ia mendapati majelis sekte keras.

Pada rabu kemarin, tiba tiba Professor Said Aqil Munawar berbicara mengenai dieksekusinya ulama Syiah oleh Rezim Kerajaan (Saud)i. Bliau bernama syekh Namir. Beliau dianggap sebagai pengganggu kerajaan. Saudi yang anti kritik, yang otoriter sudah jelas mudah untuk membawanya ke pengadilan dengan berbagai tuduhan dan tidak ada kesempatan beginya untuk membela diri. Eksekusi dilaksanakan dengan sesuai hukum mereka dengan memenggal kepala. Situasi sangat panas. Iran tidak rela. Segala upaya telah ditempuh namun Bliau tetap dipenggal juga. Di arofah ada masjid yang bernama Namirah, berarti macan wanita. Nama ini mempunyai arti bahwa sosok Namirah adalah sangat pemberani sehingga kalau ada lelaki yang mendekat lalu diterkamnya, sehingga ndak ada lelaki yang mendekatinya karena ketakutan. Lalu otomatis namirah menjadi perawan tua. Dari nama, kalau Namir bararti macan. Sehingga Syech ini sangat pemberani. Keberaniannya untuk membuat konflik secara terang-an untuk menyatakan aspirasi bahwa rakyat berhak memilih penguasanya sendiri dan Penguasa bukan diturunkan secara kekeluargaan. Padahal Saudi sangat benci dengan demokrasi. Inilah yang mengantarkannya pada hukuman itu.

Berbicara kembali mengenai BOM Sarinah ini. Pelakunya diduga adalah ISIS. ISIS bentukan israel. ISIS ini ajarannya adalah takfiri mengkafirkan sesama muslim yang tidak sefaham atau sealiran dengannya. Kalau ISIS berkembang di Indonesia. Pasti, aparat keamanan akan dihabisi dahulu, terutama Polisi, lalu ulama-ulama di luar kepercayaannya akan dihabisi juga kemudian pengikutnya, orang-orang awam akan dipaksa berbaiat / mengikuti mereka dengan janjii setia dengan paksaan tentunya. Banyak janji yang akan ditawarkan kemudian, baik berupa uang dan lain-lain. Mirip dengan rezim wahabi yang dulu membantai ulama tasawuf sunni di Negeri Arab karena memang paham mereka yang kokoh pada ajaran Ibnu Taimiyah, Abdul Wahhab. Jadi wahabi itu bisa disebut sunnah ?Banyaklah kita membaca faktah sejarah yang ditulis ulang oleh ulama non wahabi. Namanya juga pengikut, ya pasti melalui serangkaian kisah campuran pemikiran/doktrin setelahnya yang pasti lebih Norak dari gurunya. Mungkin Abdul Wahhab tidak seperti itu, para pengikutnya saja yang sudah kecampuran faham kawarij. Silakan kembali membaca sejarah. Ini seperti NII/DI TII dahulu yang diberantas oleh Aparat dan Masyarakat Indonesia.

     Banyak ulama menyindir seseorang kaum yang secara dhohir ingin berusaha seperti Nabi Besar Muhammad SAW, yang mereka sunnah itu harus dilakukan walaupun dalam kondisi awam sekalipun dengan memakai celana pendek antara mata kaki dan dengkul (tidak mengisbal), jenggot dipanjangkan, memakai gamis dengan setentangnya. Lalu kemudian mereka menulis di media sosial bahwa banyak yang menghujat mereka adalah teroris sehingga mereka membela diri. Sebetulnya mereka bukan teroris. Doktrin mereka yang mengajarkan bahwa itu adalah sunnah dan dikerjakan akan mendapat pahala, sehingga mereka melakukan itu. Yang awam hanya bertalkid kepada gurunya dengan mempraktikkannya, tidak mengapa, tak ada yang salah. Namun ketika mereka menulis di media, itu menunjukkan batin mereka masih tidak cocok untuk mengikuti apa yang mereka praktikkan. Mereka akan disamakan dengan teroris karena jika kita mengambil garis ke belakang, di Indonesia ada DI TII/ NII orang-orangnya bercirikan seperti itu. Ciri DI TII / NII yaitu memanjangkan jenggot, tidak mengisbal. Lagi lagi menyebut nyebut polisi dengan sebutan polisi kafir!. Ini takfiri. Menurut mereka hukum yang wajib dijalankan di Indonesia adalah hukum syariat. Jika tidak semua yang patuh pada yang bukan syariat adalah kafir!. Mengerikan sekali. Walahualam. Menilik kepada Terbunuhnya Ali bin Abi Talib, sahabat Nabi yang dibunuh karena menjalankan hukum selain syariat. Pembunuhnya adalah hafal alquran, rajin sholat malam, tekun berpuasa. Namun kemuadian amalan bertolak belakang dengan tindakan akhirnya.   

Intinya kepada anak muda yang galau, lebih baik belajar melalui majelis-majelis yang jelas. Jelas organisasinya, kalaupun memang mencari motivasi, berkumpullah dengan orang-orang sholeh. Kalau pun ingin mengikuti liqo, pilihlah kelompok yang murabbinya yang alirannya jelas, tanyakan mahzab apa yang dipakai sebagai rujukan fiqih ? manhajnya apakah washotiyyah ?, kalau lain lebih baik tidak usah. Kalau tidak ada orang baik/sholeh misalkan lingkungan malah menjauhkannya pada usahanya, menyendirilah dengan baik dan melakukan hal bermanfaat seperti membaca alquran maupun menghadiri masjid-masjid besar dengan ulama yang jelas. hindari berkumpul dengan kelompok berpaham minoritas (jangan juga mengambil logika bahwa orang benar itu berjalan sendirian atau jumlahnya sedikit)


Tulisan di atas sebenarnya adalah sebagian hal yang saya dapat dari orang lain disertai sedikit opini saya pribadi dan agar tidak hanya mengendap di pikiran saja. Sebenarnya saya enggan menuliskan, karena hal-hal di atas menyangkut SARA. Namun karena pandangan yang saya dapat dari ulama besar, professor, ini mungkin perlu saya sampaikan. Maka saya sampaikan. Saya juga tidak sedang berfatwa, fatwa hanya boleh dikeluarkan oleh Imam besar seperti Imam Syafi'i, atau MUI. Saya hanya belajar agama seperti orang lain. Tidak (belum) terlalu mendalami agama karena saya juga masih tertarik dengan ilmu sosial. Sehingga saya sama seperti orang kebanyakan. Tulisan ini kurang lengkap karena tidak banyak waktu. Blog ini menuliskan tentang berbagai disiplin ilmu. Saya menghindari mengambil pendapat apalagi fatwa dari ustad bergelar Lc yang lulusan Saudi karena ada sebagian mereka yang sudah terpengaruh pada paham wahabi dan juga buku teks yang tidak jelas yang berpotensi setan menjadi gurunya.

Kenapa saya mengangkat tema wahabi, yang menurut saya merupakan Aliran Radikal yang memicu konflik horizontal, karena sekarang kelompok ini mulai eksis di media sosial, di watsapp, di broadcast BBM, di facebook, website-website. dan mengutip ulama tunisia yang lupa juga namanya yang kira-kira terjemahan harfiahnya sebagai berikut :

"Inilah dakwah kami, jika tidak terima, maka terimalah peperangan. maka pemikiran wahhabi atau apa yang sekarang dikenali sebagai pemikiran salafi adalah pemikiran takfiriyyun (mengkafirkan umat islam yang lain) pada hakikatnya dengan secara tidak langsung seperti 'Salafiyyah jihadiyyah' (dengan senjata). ataupun dengan jalan tidak langsung seperti 'Salafiyyah Ilmiyyah'(dengan ilmu) dan ini lebih berbahaya, karena dia akan memberikan 20 ceramah akhlak, mahabbah dan ikram sehingga kamu sukakan mereka kemudian mereka masukkan racun ke dalam madu. Muhammad Hasan ini mempunyai banyak rekaman, dia memberi fatwa-fatwa yang tidak bersesuaian dengan aqidah kita yang sunni lagi sederhana, dan membentuk pemikiran takfir lebih berbahaya daripada meletupkan, mengapa? karena pembentukan pemikiran ini sedikit demi sedikit menanam ke dalam pemikiran-pemikiran anak muda. maknanya 'selain daripada aku adalah kafir dan patut diletupkan.' karena itulah Salafiyyah membuat letupan di sana sini. dan siapa yang mengingkari bahwa letupan-letupan ini dibuat oleh Salafi, maka aku sendiri telah memastikan hal ini, dan aku turun berjumpa pihak polisi, dan saya khatib di masjid manub. maka mereka telah menegaskan kepada saya bahwa golongan yang menyalakan api (membakar) dan meletupkan Maqam Sayyidah Manubiyyah adalah golongan salafi."

Namun kemudian, memang kita tidak dapat memaksakan aliran apalagi keyakinan. hidup beraliran itu tidak bisa kita tolak karena memang sudah diramalkan dan dipastikan begitu adanya. wahabi adalah aliran, syiah adalah aliran, aswaja adalah aliran. apalagi nasrani dan yahudi alirannya sangat-sangat banyak sekali. jika tak ada yang punya aliran berarti sebenarnya dia telah menemukan fitrahnya seperti bayi yang baru lahir yaitu seorang muslim yang memang sejatinya tak ada aliran. benar ! yang benar adalah tidak ada aliran, tapi dia akan kesuliltan untuk belajar karena seorang itu tidak hidup pada zaman Rasul. jadi dia butuh panduan untuk memahaminya dengan apa dengan aliran itu. jika ia mengikuti aliran X dia akan memanjangkan jenggot terlebih dahulu, kalau dia memakai guru aliran Y dia melakukan yang penting hatinya seperti orang Afrika kebanyakan pakai Mahzab Maliki, atau Memakai aliran Z. Beribadah itu mudah dan dilakukan secara wajar, namun kemudian ketika derajatnya/maqomnya sudah berbeda ia akan melakukan sesuatu yang wajar dengan cara sangat istiqomah. yang penting tidak perlu fanatik agama. ada sebagian yang saya kenal yang sudah menutup tubuhnya dengan jubah yang bersisa hanya mata atau berjenggot panjang, namun ucapannya sering bernada menghina temannya yang masih belum berkeluarga, hatinya belum cocok dengan tampilan dhohirnya.

Sekian

Share this post:
|
Comments 0 comments
Bagaimana menurut kamu ? Subscribe to my feed


Post a Comment

Saya Novan Dwi Cahyono , tidak akan sanggup untuk membuat negara menjadi bangkrut karena secara substansial aku tidak membayar dimuka untuk pengabdianku.


------------- Penyejuk Hati -----------
Pelayanan yang kita berikan kepada sesama itu sesungguhnya, sewa yang kita bayar untuk tempat di bumi ini. Jelaslah manusia itu menempuh perjalanan bahwa maksud dunia ini bukanlah untuk memiliki dan mendapatkan, melainkan untuk memberi dan melayani.

Program Baru

New Cool Tools !
Novs Creator (600Kb) , tools portable (tanpa install) multifungsi yang membuat computer system Windows bebas worm tanpa antivirus dan sejenisnya hanya dengan beberapa sentuhan. Membuat pengguna semakin pintar dengan Win@os, include : shell portable(command prompt), Autoruns, Rootkit Unhooker, Bobo Regedit. download , passwordnya : "infonovan" tanpa kutip, coba kehandalannya!

Subscribe feeds rss Berlangganan Artikel

Ketikkan E-mail Anda di sini untuk berlangganan artikel

Kategori Teknologi 2009 - 2010

Kategory

Subscribe Posting terakhir

Langganan komentar Komentar terbaru

Join in this Site


Berbincang