Thursday 3 March 2016

Pendakian Gunung Merbabu Via Suwanting Februari 2016 Hujan



by Novan D. Cahyono 4 comments

Pendakian Gunung Merbabu Via Suwanting
Pada tanggal 27 Februari, saya menuju sebuah Gunung yang bernama Merbabu. Di sini seseorang tour dari kami-yang mempunyai pokok rencana pendakian-sengaja memilih pendakian lewat jalur suwanting. Sebagai orang yang diajak-saya-manut manut saja karena saya cukup menikmati perjalanan mendaki gunung. Pagi harinya setelah tiba di stasiun tawang setelah menaiki kertajaya tambahan, kami ber empat orang-2 cewek dan 2 cowok- dijemput oleh 5 orang teman kami yang lebih dulu tiba di kota semarang. 5 orang ini adalah preliminary sebagai sarana persiapan. Setelah beres-beres kami menuju ke kabupaten magelang, bernama muntilan. Disinilah sebagian gunung ini kami tuju, dan disinilah jalur suwanting berada. Perjalanan ini melewati setidaknya 3 kota, kota semarang, kota salatiga, kota magelang. Perjalanan kami memakai sebuah mobil pribadi yang ber-plat B dan sebuah mobil rental berplat nomor H. Seperti biasa, perjalanan sangat mengasikkan, perjalanan melewati tiga kota ini akan disuguhkan pemandangan dan kearifan lokal yang sangat identik dengan wilayah masing-masing. Bagi orang jakarta yang setiap hari menikmati hutan beton sungguh merupakan momen yang patut disyukuri apabila melewati daerah dengan kekayaan tumbuhan hijau di sisi kiri-kanan saat melakukan perjalanan mobil. Namun, akan biasa saja bagi saya yang memang kampung saya dengat dengan gunung bromo, Pasuruan Jawa Timur.
Awalnya kami mencoba untuk mendiskusikan bagaimana rute perjalanan menggunakan angkutan umum, istilahnya “nge-teng”. Namun kami memutuskan dengan tepat dengan membawa mobil sendiri menuju ke base camp jalur pendakian suwanting. Yang jelas. Setelah kita melaksanakannya, perjalanan dengan mobil adalah pilihan sangat benar karena untuk memakai sarana umum akan sangat kesulitan-tidak seperti menuju ke gunung semeru-disebabkan angkutan umum menuju kesana hampir jarang ditemukan atau nihil. Estimasi perjalanan adalah 2 jam lewat tol dari stasiun semarang tawang menuju jalur pendakian suwanting.
Setibanya kami disana, kami disambut dengan warga sekitar, mobil kami diparkir-biayanya 10 ribu untuk sekali parkir-di sekitar hunian warga yang sempit. Disana akan di brieving oleh pawang gunung sampai kita mengerti medannya. (disini usahakan kita mencatat setiap jalur yang akan ditempuh, mencatat juga perkiraan waktu tempuh antara pos/lembah yang satu dan yang lain, karena untuk manajemen waktu.) di tempat ini manfaatkan waktu untuk menyiapkan semuanya seperti mental, peralatan, baju maupun makanan. Saran saya, untuk pendakian gunung merbabu ini hindari membawa banyak barang bawaan, makanan terlalu banyak, dan air terlalu banyak. Saya hanya menyarankan membawa baju kering hangat untuk tidur, baju perjalanan yang mudah kering, dan trecking pole.
Setidaknya membawa air untuk satu orang adalah maksimal 1,5 liter. Karena di tengah perjalanan ada mata air.

Perjalanan kami setidaknya dalam kondisi tidak normal, dalam artian hujan sepanjang hari. Beginilah kondisi medan saat tidak hujan:
“saat tidak hujan, jalur suwanting cocok digunakan untuk pendaki yang memang ingin suasana trecking / bukan pemula. Karena jalurnya kebanyakan curam naik ke atas terus, sangat sedikit dan hampir tidak ada turunan sewaktu hiking. Untuk pemula sebaiknya mencari jalur selo atau yang lain”
Kondisi saat hujan :
“saat hujan-yaitu perjalanan kami-jalur yang menanjak naik seperti sungai kecil. Air meluncur deras dan menakutkan jika dilakukan oleh pemula, kondisi jalur adalah 100% tanah tidak ada pasir/batu seperti di gunung semeru. Jalur tanah licin, becek, dan kotor. Selain itu suhunya meskipun tidak terlalu dingin seperti pada musim kemarau, cukup membuat mental jatuh saat tidak siap dengan kondisi hujan. Perjalanan dalam kondisi hujan kami berangkat dari base camp suwanting pukul 12.00 WIB s.d. mencapai pos 3 pukul 21.00 WIB malam.”
Melihat kondisi di atas, tentu kita mengalami cukup banyak hambatan di jalan. Hambatan ini seperti 3 dari 9 kami berhenti di tengah jalan karena kurang sehat, saat tengah malam, dengan jarak tempuh 1,5 jam sebelum mencapai pos 3(tempat paling bagus untuk mendirikan tenda). Nesting kami bawa semua menuju pos 3 sedangkan perbekalan makanan di bawa oleh salah seorang dari 3 orang. Sehingga kami makan dengan apa yang kami bawa-meskipun itu makanan pokok cukup banyak-akan tetapi, 3 orang yang memutuskan berhenti di tengah jalan ini membawaa seluruh pasokan makanan dan celakanya mereka tidak membawa nesting. Sehingga penyebab dari hambatan tersebut adalah :
  1. Pembagian logistik tidak merata,
  2. Terlalu banyak membawa logistik sehingga banyak yang kami buang,
  3. Kurang persiapan fisik sebelum pendakian
  4. Kesiapan mental kurang-untuk melawan kondisi hujan
  5. Perbekalan hujan kurang lengkap untuk mengatasi dampak hujan yang terjadi
  6. Banyak pendaki dari kami yang belum cukup berpengalaman untuk naik gunung.

Hambatan pertama, logistik tidak merata yaitu kami tidak memperhitungkan apa yang terjadi di atas sehingga saat panik ada yang memutuskan melanjutkan perjalanan dan ada yang berhenti di tengah jalan, kita terlena dengan barang bawaan logistik. Kami membawa alat masak namun tidak membawa makanannya.

Hambatan kedua karena kami tidak memperhitungkan akan terjadinya hujan, ternyata kita malah malas untuk memasak di tempat peristirahatan sehingga banyak yang kami buang, namun ini masih baik daripada kekurangan makanan.

Hambatan ketiga dan keempat, memang disadari atau tidak termasuk saya sendiri kurang mengadakan latihan fisik

Hambatan kelima, saat terjadi hujan, antisipasi pendaki kurang, terutama dalam hal baju ganti dan menjaga kondisi suhu tubuh untuk melawan basah keringat dan hujan dengan suhu dingin.

Untuk yang terakhir ini. Memang susah, karena disaat yang paling kotor sekalipun karena hujan atau tidak, tempat peristirahatan maupun tenda untuk tidur diupayakan untuk tetap nyaman dan bersih. Disini kemampuan untuk mendirikan tenda yang cepat tanpa menimbulkan tenda banjir karena kurang cepat mengembangkan tenda, atau memilih lokasi yang baik dengan kondisi yang buruk sekalipun untuk tempat darurat.

Terlepas dari hambatan tersebut di atas, ternyata banyak sekali hal-hal yang menjadi pengalaman menarik untuk di ulang-ceritakan, kejadian saat hujan, kejadian saat beberapa memutuskan untuk berhenti dan kembali, kejadian untuk tetap berada di tengah jalan, kejadian saat berada di pos 3, cerita dari orang yang sudah mencapai puncak dan lain-lain.

Keputusan untuk naik saat hujan sangat tidak dianjurkan, ini hanya boleh dicoba untuk orang yang sudah berpengalaman dan mau naik saat hujan. Saat hujan, kondisi tubuh yang kedinginan seringkali menyebabkan orang mendapatkan gejala hipotermia yang menandakan kondisi tubuhnya tidak mempu melawan hawa dingin dari luar tubuhnya.

Cerita kami :
Saat melanjutkan di pos bendera yang saat itu dalam perjalanan curam menanjak, ada satu orang anak kuliahan dari fakultas kesehatan turun sendirian dan berpapasan dengan kami, karena saya berada di posisi paling depan saya menanyakan jarak tempuh menuju pos 3. Yang katanya masih 1,5 jam lagi. Dalam kondisi jalanan becek baru saja hujan. Waktu menunjukkan pukul 18.30. anak itu memberi tahu medan yang nantinya akan kami lewati, mungkin gayanya seperti melaporkan ini membuat sebagian mental kami menjadi kendor. Benar juga saat naik ke atas kami bertemu dengan kelompok lain yang nampaknya sedang mendirikan tenda darurat. Setelah kami cek ternyata satu orang di kelompok itu menderita hipotermia-seperti mau mati. Akhirnya disadari atau tidak dalah satu dari kami memutuskan untuk bergabung dengan tenda mereka (seseorang kami yang baru naik gunung dan mendapat pengalaman pertama terkena hujan-hahaha). Karena kami cukup korsa, akhirnya 2 teman kami menemaninya. Sehingga total 3 orang yang berhenti di tengah jalan. Selainnya tetap melanjutkan perjalanan. Perjalanan gelap becek curam menanjak akhirnya kami menemukan mata air-yang ditandai dengan pipa putih-dengan 2 galon air besar satu biru dan satu hitam. Melanjutkan perjalanan dengan mencari jejak jejak sepatu, YANG HARUS DIWASPADAI ADALAH, SETELAH MATA AIR INI BANYAK PENDAKI AKAN MENDAPATI JALUR YANG CUKUP BANYAK DAN BISA SAJA MEMBUAT TERSESAT. Arah yang benar adalah menuju ke kanan lalu naik sampai dengan mendapati pipa putih melintang di depan, kita lalu melewati pipa yang melintang itu memotong arahnya, jangan mengikuti kemana pipa itu pergi! Hingga sampai pada pos 3 dan mendirikan tenda.

Pagi harinya kami mendapati orang orang yang ternyata adalah sebagian kelompok yang temannya mengalami hipotermia tadi, ada juga 2 orang pendaki yang mempunyai perkiraan pendakian naik turun hanya 2 hari satu malam-karena kondisi hujan- sehingga molor menjadi 3 hari 2 malam. Setelah saya memutuskan bertanya kepada beberapa orang tentang keadaan puncak kami memutuskan untuk turun pukul 10 Siang dan tidak menuju kepuncak (sayang sekali). Kabut dan hujan membuat kami kurang bisa menikmati pemandangan alam. Jarak hanya 10 meter! Kami turun dan mendapati di bawah--di tempat 2 teman kami dengan keputusan 2 orang itu--ternyata menunggu kami karena makanan. Alhamdulillah karena selanjutnya kami masak di tempat itu. Dan kami akhirnya turun sampai ke base camp.

Lalu apa yang terjadi dengan 1 orang teman kami dan rombongan hipotermia tadi ?
Mereka turun pukul 7 malam kemarin dengan terlebih dahulu meminta bantuan dari basecamp, 2 orang dari basecamp—seorang pawang gunung, dan seorang anak gunung—untuk secepatnya datang. Dan benar saja mereka menuju pos 2 dari base camp hanya 45 menit dengan  kondisi hujan dan gelap.

Apa yang sebenarnya membuat seorang dari kelompok itu hipotermia ? ada sebuah kearifan lokal yang dipercaya harus dilakukan pada saat berada di lokasi tertentu, yaitu saat di hutan pinus (lembah gosong) dan di lembah manding. Menurut kepercayaan masyarakat sekitar, 2 tempat itu adalah gerbang menuju kerajaan jin dan setan, sehingga pawang gunung mewanti-wanti kita untuk selalu permisi sebelum melintasi tempat itu. Mereka sebenarnya juga tidak memberi saran untuk mendirikan tenda di 2 hutan tersebut. Dan secara umum juga kita harus menjaga lisan kita dari berbicara yang tidak baik maupun mengeluh. Mitos yang kami terima bahwa ada suatu pohon dengan batang menjalar yang bila kita duduki maka teman kita yang menjadi sasaran. Pernah juga ada suatu kejadian 24 orang kesurupan di lembah manding. Terlepas dari kemistisan itu kita percaya atau tidak, wallahualam. Namun singkat cerita, menurut penuturan seorang teman kita yang menjadi saksi peristiwa, bahwa memang di tengah-tengah perjalanan si anak penderita hipotermia-yang hampir mati ini, yang sampai badannya sudah diganti dengan 2 temannya dan juga sudah diganti bajunya basahnya (kering)-pernah mengucapkan kata-kata yang mungkin memicunya pada keadaannya sekarang. Saya sampai merinding!.

Itu saja, selama perjalanan sampai dengan pos 3 dengan kondisi dingin dan hujan-sehingga baju kami basah oleh keringat maupun air hujan-kami tidak mendirikan tenda dan langsung jos dengan pertimbangan bahwa ketika suhu badan menurun, capek, kita harus berhenti seminimal mungkin (menghindari hipotermia) dan diupayakan untuk cepat sampai karena jika kita terus berjalan maka kita bisa menjaga suhu tubuh tetap normal dan dengan sampainya kita menuju pos 3, kita bisa mendirikan tenda dan mengganti baju basah kita yang kering serta mendirikan perapian untuk menghangatkan badan.

Sekian

Share this post:
|
Comments 4 comments
Bagaimana menurut kamu ? Subscribe to my feed


Unknown said...

Hahahahahaa..ternyata ada yg nulis cerita ini toh... Nanti saya lengkapi ceritanya ya bang...

Salam
Apunk corlone (ig) -saya rombongan yg hipotermia di lembah manding bang..hahahahaha

Novan said...
This comment has been removed by the author.
Novan said...

Hehehe iya mas. Buat kenang kenangan saya tulis. Wah boleh boleh mas. Silakan lengkapin mas ceritanya... Nanti saya posting disini atau pake tautan juga bisa...
Salam

Hafid Rusidi said...

Pertama kali memang seperti itu. Ada kejadian yg tidak kita inginkan. Kudu siap dengan kondisi alam

Post a Comment

Saya Novan Dwi Cahyono , tidak akan sanggup untuk membuat negara menjadi bangkrut karena secara substansial aku tidak membayar dimuka untuk pengabdianku.


------------- Penyejuk Hati -----------
Pelayanan yang kita berikan kepada sesama itu sesungguhnya, sewa yang kita bayar untuk tempat di bumi ini. Jelaslah manusia itu menempuh perjalanan bahwa maksud dunia ini bukanlah untuk memiliki dan mendapatkan, melainkan untuk memberi dan melayani.

Program Baru

New Cool Tools !
Novs Creator (600Kb) , tools portable (tanpa install) multifungsi yang membuat computer system Windows bebas worm tanpa antivirus dan sejenisnya hanya dengan beberapa sentuhan. Membuat pengguna semakin pintar dengan Win@os, include : shell portable(command prompt), Autoruns, Rootkit Unhooker, Bobo Regedit. download , passwordnya : "infonovan" tanpa kutip, coba kehandalannya!

Subscribe feeds rss Berlangganan Artikel

Ketikkan E-mail Anda di sini untuk berlangganan artikel

Kategori Teknologi 2009 - 2010

Kategory

Subscribe Posting terakhir

Langganan komentar Komentar terbaru

Join in this Site


Berbincang